Konsep Dasar Asesm Alternatif

 

Konsep Dasar Asesmen Alternatif

Halo, teman-teman. Di minggu kali ini saya akan memaparkan tentang Konsep Dasar Asesmen Alternatif, tahu tidak ap aitu asesmen alternatif? Yuk baca bersama-sama di bawah berikut ini.

A.    LATAR BELAKANG

Penggunaan  asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada Tahun 1980-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Seperti yang diketahui bahwa tes tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana. Tes tertulis hanya dapat mengukur sebagian kecil dari hasil belajar Siswa dan tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks. Pada umumnya tes yang dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran, dilakukan dengan menggunakan mekanisme sebagai berikut.

Skema pembelajaran konvensional

 

 

 

 

 

 

 


 

Berdasarkan skema di atas tampak bahwa tes dapat dibuat tanpa memperhatikan proses pembelajaran. Tes dapat dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran (PBM), asal orang tersebut mengetahui Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai, menguasai materi yang diajarkan, dan mempunyai keterampilan dalam membuat tes. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan Kompetensi Dasar. Karena proses pembelajaran yang dilakukan diasumsikan sesuai dengan Kompetensi Dasar maka orang luar (bukan guru yang mengajar kelas tersebut) dapat mengembangkan perangkat tesnya, dengan syarat mereka menguasai materi serta memiliki keterampilan membuat tes yang baik. Kondisi seperti inilah yang selama ini banyak terjadi di sekolah, baik di SD sampai dengan SMA. Masih sering kita temukan banyaknya kasus tes tengah semester atau tes akhir semester yang perangkat tesnya sudah disediakan oleh pihak Dinas Pendidikan bukan disiapkan oleh guru yang bersangkutan. Kondisi seperti itu menunjukkan bahwa tes hasil belajar merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran.

Dalam hal ini, tes hanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar, dan tidak proses belajar. Bagaimana proses siswa dalam mencapai hasil belajar, memperhatikan bukan menjadi perhatian. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana hasil yang diperoleh siswa setelah mereka menyelesaikan pembelajaran. Menyadari kelemahan yang ada pada tes, beberapa ahli pendidikan berupaya untuk mengintegrasikan kegiatan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran melalui proses penilaian yang dikenal dengan asesmen alternatif.

Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara asesmen tradisional (tes) dengan asesmen alternatif sebagai berikut.

Asesmen tradisional (tes)

Asesmen alternatif

1.      Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.

2.      Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.

3.      Tes terpisah dari pembelajaran siswa.

4.      Dapat diskor dengan reliabilitas yang tinggi.

5.      Hasil tes diberikan dalam bentuk skor.

1.      Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk rasa soswa.

2.      Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.

3.      Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang dihasilkan.

4.      Sulitdiskor dengan reliabiliitas tinggi.

5.      Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kerja.

 

B.     Konsep Dasar Asesmen Alternatif

Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan.  Menurut Hanna (1993): "Assessment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing information to aid in decision making. Assessment synonymous with measurement plus observation. It concerns drawing inferences from these data sources. The primary purpose of assessment is to increase student's learning and development rather than simply to grade or rank student performance (Morgan & O 'Reilly, 1999)".

Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen, yaitu traditional assessment, performance assessment, authentic assessment, portfolio assessment, achievement assessment, dan alternative assessment.

Traditional assessment refers to paper and pencil testing. Asesmen tradisional mengacu pada tes tertulis (paper and pencil test). Asesmen tradisional hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis. Padahal Anda telah mengetahui bahwa tes tenulis mempunyai kelemahan antara Iain hanya mampu mengukur aspek kognitif dan keterampilan sederhana, sebagian kecil dari hasil belajar siswa, dan tes sering kali menimbulkan kecemasan.

Performance assessment (asesmen kinerja) merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya baik Pengetahuan atau keterampilan dalam bentuk kinerja nyata yang ditunjukkan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau memilih Jawaban Yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses belajarnya.

Authentic assessment engages students in applying knowledge and skills in the same way they are used in the "real world" outside school. Authentic assessment merupakan asesmen yang menuntut siswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan nyata di luar sekolah. Tujuan dari otentik asesmen adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa sudah dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan dapat memberikan kritik terhadap upaya yang telah ia lakukan. Dari pengertian tersebut tampak bahwa authentic assessment didasarkan pada performance assessment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja. Contoh: di sekolah siswa diajari konsep penjumlahan 2 + 3 = 5. Konsep tersebut adalah abstrak. Konsep tersebut tidak ditemukan dalam kehidupan nyata anak. Dalam kehidupan nyata anak, yang ada adalah 2 bola + 3 bola = 5 bola. Untuk itu dalam mengajarkan konsep penjumlahan, ajarlah siswa dengan menggunakan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan nyata. Untuk mengetahui bagaimana anak harus bersikap sopan kepada orang yang lebih tua harus dilihat bagaimana arah hasilnya terhadap orang tua pada situasi yang sebenarnya. Amatilah bagaimana sikap siswa saat berinteraksi dengan orang tua yang ada di sekitar sekolah. Misalnya bagaimana sikap anak kepada pesuruh sekolah, penjual kue dan minuman di sekitar sekolah dan sebagainya.

Portfolio assessment (asesmen portofolio) merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil, dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.  Mungkin banyak definisi portofolio yang telah dikenal dan agak berbeda dengan pengertian di atas tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa. Portfolio is a purposeful collection of student work that tells the story of student achievement or growth. portfolios are not folders of all work a student does.

Alternative assessment (asesmen alternatif) merupakan asesmen tidak hanya tergantung pada tes tertulis. Pada dasarnya asesmen alternatif merupakan alternatif dari asesmen tradisional (paper and pencil test). Jadi performance assessment, portfolio assessment,  authentic assessment, dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen alternatif.

 

Sekian dari saya, di pertemuan selanjutnya akan saya bahas lanjutan dari materi Asesmen Alternatif. Terima kasih..

Komentar