Pengertian Evaluasi, Penilaian Asesmen, dan Pengukuran

 

Assalamu’alaikum teman-teman sekalian.

Dalam evaluasi pembelajaran, terdapat beberapa istilah yang masih menjadi kesalahpahaman bagi sebagian orang. Oleh karena itu, alangkah baiknya menyamakan pemahaman terlebih dahulu pada masalah penilaian. Beberapa istilah tersebut antaranya tes, pengukuran. asesmen, serta evaluasi yang mana saling melengkapi. Di tulisan pertama saya ini akan membahas tentang Pengertian Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran dari buku yang sudah saya baca. Untuk itu mari disimak bersama-sama.

Evaluasi adalah istilah serapan yang berasal dari bahasa Inggris diambil dari istilah evaluation. Akar kata evaluation ini adalah value yang berarti nilai. Maka dari itu terbentuklah istilah jadian “penilaian” yang digunakan sebagai persamaan dari istilah evaluasi, dikarenakan penilaian diartikan sebagai kegiatan memberi nilai terhadap kualitas sesuatu itu. Istilah evaluasi dalam bahasa Indonesia juga dapat disamakan dengan istilah asesmen yang juga ambil dari bahasa Inggris yaitu assassement. Untuk istilah penilaian dalam bahasa Inggris yaitu appraisal dan pengukuruan dalam bahasa Inggris yaitu measurement.

Ketiga istilah di atas memiliki makna yang berbeda. Pertama, pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan satuan ukurannya atau kegiatan untuk mendapatkan informasi berupa data yang bersifat kuantitatif. Kedua, penilaian adalah kegiatan pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk atau kegiatan untuk mendapatkan informasi berupa data yang bersifat kualitatif. Ketiga, evaluasi adalah kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk memahami tingkat keberhasilan dari sesuatu seperti program pendidikan, pengajaran, atau pelatihan yang telah dilakukan terlebih dahulu. Untuk melaksanakan evaluasi harus didapatkan informasi atau data yang baik secara mutu. Oleh karena itu, informasi yang didapatkan terlebih dahulu dengan melaksanakan pengukuran dan penilaian.

Dan ketiga istilah di atas sering rancu dalam penggunaan istilah-istilah tersebut karena keempat istilah ini terjadi dalam satu kegiatan saja yaitu pada saat menilai hasil belajar siswa. Contoh: pada ulangan harian, Wati dapat menjawab empat dari lima pertanyaan tes uraian tetapi pada ulangan harian sebelumnya ia hanya mampu menjawab dua dari lima pertanyaan yang disediakan. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa Wati telah mengalami kemajuan dalam belajar. Ini berarti pembelajaran yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang cukup berhasil. Dari contoh tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut telah mencakup pengukuran, asesmen, dan evaluasi.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada Wati adalah contoh alat  atau intstrumen ukur untuk mengukur hasil belajar Wati. Alat ukur ini mengacu pada pengertian tes. Keberhasilan Wati dalam menjawab empat dari lima pertanyaan merupakan hasil pengukuran. Penggunaan alat ukur yang menghasilkan angka-angka ini mengarah pada makna pengukuran. Setelah membandingkan hasil ulangan harian yang pertama dan kedua, bisa dilihat bahwa nilai Wati telah meningkat hasil belajarnya. Pernyataan ini mengacu pada pengertian asesmen. Sedangkan pernyataan tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan telah menunjukkan pada pengertian evaluasi.

Dalam pengaplikasiannya, evaluasi dan penilaian memiliki persamaan dan perbedaan. persamaan kedua istilah ini terlihat dari tahapan pelaksanaannya yaitu:

1.      Perencanaan meliputi perumusan tujuan dan penyiapan instrument

2.      Pelaksanaan terdiri dari pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, mengambil keputusan dan membuat keputusan.

3.      Tindak lanjut

Sedangkan perbedaannya terlihat dari objek dan skup atau ruang lingkupnya. Untuk objek dan skup evaluasi lebih luas dan kompleks, sementara itu objek dan skup pada penilaian hanya pada proses dan hasil pembelajaran di kelas atau sekolah.

Penilaian dalam arti asesmen adalah rangkaian kegiatan dari memperoleh hingga menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan sehingga informasi yang didapatkan untuk pengambilan keputusan menjadi bermakna.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa akhir dari penilaian hasil belajar adalah saat pengambilan keputusan terhadap hasil belajar. Untuk mengambil keputusan secara tepat  mengenai hasil belajar diperlukan data yang terpercaya dan akurat. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan melalui proses pengukuran terhadap hasil belajar baik dengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes.

Pengukuran atau dalam bahasa Inggris measurement merupakan kegiatan mengukur, yaitu membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu atau kegiatan pemberian angka kepada suatu karakter tertentu yang dimiliki oleh manusia, objek, atau hal tertentu menurut kaidah aturan yang jelas. Dengan pengertian seperti ini pengukuran bersifat kuantitatif. Dari penjelasan tersebut, hasil dari pengukuran dapat dilihat dalam bentuk simbol-simbol angka.

Pengukuran dari segi caranya dibedakan menjadi dua macam,yakni pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung merupakan proses pemberian angka atas suatu hal atau benda tertentu dilakukan secara langsung dengan membandingkan sesuatu yang kita ukur tersebut dengan kriteria atau pembandin tertentu. Misalnya, ingin mengukur tinggi seseorang, caranya adalah dengan membandingkan tinggi seseorang tersebut dengan alat pembanding berupa meteran dalam satuan centimeter (cm). Untuk mengukur berat seseorang, dilakukan dengan cara membandingkan berat badan seseorang tersebut dengan alat pembanding yang berupa timbangan dengan satuan kilogram (kg). hasil pengukuran secara langsung ini bersifat lebih valid dalam arti bisa mendekati kondisi yang sesungguhnya. Secara matematis, hasil pengukuran dapat dirumuskan dengan:

S = T

Keterangan:

S : score

T : true

Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan jalan mengukur lewat indikator-indikator atau gejala-gejala yang menggambarkan sesuatu yang diukur. Misalnya, kita ingin mengukur tingkat kepandaian seseorang, maka kita tidak dapat secara langsung mengukur kepandaian itu sendiri, tetapi hanya lewat gejala-gejala atau indicator-indikator yang menunjukkan bahwa seseorang itu pandai, seperti dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Hasil pengukuran tidak langsung ini umumnya tidak sevalid pengukuran langsung. Secara sistematis hasil pengukuran tidak langsung ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

S = T + E

Keterangan:

S : score

T : true

E : error

Pengukuran dalam bidang pendidikan atau proses belajar mengajar adalah kegiatan pengukuran yang ditujukan untuk melihat potensi atau kemampuan peserta diidk, baik kemampuan dasar maupun kemampuan sebagai hasil belajar (achievement) yang dimiliki oleh seseorang. Untuk melaksanakan pengujian ini diperlukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan melaksanakan tes dan non tes.

Dari seluruh penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak orang yang masih belum paham terhadap perbedaan antara pengukuran penilaian berupa asesmen, dan evaluasi. Karena istilah ini terjadi dalam satu kegiatan yaitu pada saat proses pembelajaran. Dan masih juga orang melihat bahwa penilaian hasil belajar dilakukan dengan hanya tes saja, karenanya tidak dapat mengukur seluruh hasil belajar peserta didik  yang telah dicapai. Untuk itu para ahli Pendidikan memberikan usulan untuk menggunakan penilaian asesmen dalam penilaian hasil belajar. Dengan melakukan penilaian asesmen tidak hanya mendapatkan hasil belajar peserta didik saja, tetapi dari proses belajar peserta didik pun bisa dilihat. Oleh karena itu, dapat menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh.

Komentar